Adakalanya peluang berharga itu saya lalaikan
Saya sangat terkagum- Subtim menyaksikan ciptaan Tuhan Yang Maha Kaya itu.
Subhanallah! nainya dengan mengagumi air terjun Niagara di Perbatasan negara bagian York, AS dengan Ontario, Beberapa Pengalaman Lapangan Merdeka, Selatan Jakarta Pusat.
Bung Hatta mengkuliahi secara kontinu keempat wartawan senior itu tentang demokrasi, kembangan politik dan topik-topik menarik.
Suasanan monoton, yang disampaikan Bung Hatta.
serta memberi inside information mengenai per- tetapi berdiskusi.
Mereka mencatat tiap butir kata Tentu saya tahu diri.
Karena masih ingusan, saya duduk di luar saja di kursi serambi depan sambil memperhatikan mobil hilir-mudik di jalan protokol itu.
Namun, sekali-sekali Pak Wangsa Wijaya-Sekretaris Pribadi Bung Hatta-menyuruh masuk ke dalam duduk di belakang mereka.
Atau saya saya ngobrol dengan sekretaris Bung Hatta lainnya, WI.
Hutabarat, Batak Protestan.
Pak Wangsa sejak tahun 1946 mendampingi Bung Hatta, bahkan sampai meninggal.
"Siapa ini?" tanya Bung Hatta.
"Marthias, kademya Sjaaf" jawab Pak Wangsa.
"Ya, duduk- lah!" beliau mempersilakan.
Maka saya pun jadi toehouder (pendengar) saja, tidak ikut mencatat.
Saya perhatikan kerapian susunan ribuan buku dalam rak.
Demokrat sejati ini punya toleransi.
Walau tidak merokok, toh di meja tamu ada tempat abu rokok.
Begitu pula, walau beliau pisah dwitunggal dengan Bung Karno, setiap pemikahan putra-putri Presiden RI pertama itu, Bung Hatta bertindak sebagai saksi.
Beliau tetap menganggap Bung Karno sebagai patriot yang cinta tanah air Bung Hatta keseharian memakai baju jaman perjuangan, potongan safari yang bagian pinggangnya diberi band.
Ke- biasaan beliau baju wana putih.
Sewaktu-waktu pakai peci.
Adakalanya peluang berharga itu saya lalaikan.
Itulah tersebut aartama kali saya mengenal dekat proklamator Namun, setiap hari Jumat, seperti halnya jemah lainya, saya nyaris selalu menyapa beliau seusai salat.
Bung Hatta biasanya salat Jumat di Masid Matraman lebih kurang 1,5 krm kediaman beliau Jalan Diponegoro.
Dalam mobil B-17845 beliau didampingi seocrypt Pak Wangsa, yang sama-sama duduk di jok.
belakang 10 Beberapa Pengalaman Lapangan jelaskan Anggaran Dasar Jong Sumatranen Bond, Bung guna a mengatakan tujuan organisasi pemuda Sumatra itu Hatt memperkokoh pertalian antara pemuda.
Maksudnya , mem- Dalam perkumpulan sepakbola Swallow di Padang tempo doeloe, beliau mengatakan akan bermain di tanah lapang Plein van Romme.
Maksudnya lapangan Imam Bonjol sekarang rerat tali silaturrahmi Bung Hatta pengemar berat sepakbola.
Kalau ada per- Indonesia versus luar negeri seperti Dinamo dan Lokomotif dari Uni Soviet atau Stade Rheim (Perancis) beliau selalu nonton.
Subhanallah! nainya dengan mengagumi air terjun Niagara di Perbatasan negara bagian York, AS dengan Ontario, Beberapa Pengalaman Lapangan Merdeka, Selatan Jakarta Pusat.
Bung Hatta mengkuliahi secara kontinu keempat wartawan senior itu tentang demokrasi, kembangan politik dan topik-topik menarik.
Suasanan monoton, yang disampaikan Bung Hatta.
serta memberi inside information mengenai per- tetapi berdiskusi.
Mereka mencatat tiap butir kata Tentu saya tahu diri.
Karena masih ingusan, saya duduk di luar saja di kursi serambi depan sambil memperhatikan mobil hilir-mudik di jalan protokol itu.
Adakalanya peluang berharga itu saya lalaikan
Saya tidak melibatkan diri dalam "kuliah tingkat tinggi" tersebut.Namun, sekali-sekali Pak Wangsa Wijaya-Sekretaris Pribadi Bung Hatta-menyuruh masuk ke dalam duduk di belakang mereka.
Atau saya saya ngobrol dengan sekretaris Bung Hatta lainnya, WI.
Hutabarat, Batak Protestan.
Pak Wangsa sejak tahun 1946 mendampingi Bung Hatta, bahkan sampai meninggal.
"Siapa ini?" tanya Bung Hatta.
"Marthias, kademya Sjaaf" jawab Pak Wangsa.
"Ya, duduk- lah!" beliau mempersilakan.
Maka saya pun jadi toehouder (pendengar) saja, tidak ikut mencatat.
Saya perhatikan kerapian susunan ribuan buku dalam rak.
Demokrat sejati ini punya toleransi.
Walau tidak merokok, toh di meja tamu ada tempat abu rokok.
Begitu pula, walau beliau pisah dwitunggal dengan Bung Karno, setiap pemikahan putra-putri Presiden RI pertama itu, Bung Hatta bertindak sebagai saksi.
Beliau tetap menganggap Bung Karno sebagai patriot yang cinta tanah air Bung Hatta keseharian memakai baju jaman perjuangan, potongan safari yang bagian pinggangnya diberi band.
Ke- biasaan beliau baju wana putih.
Sewaktu-waktu pakai peci.
Sewaktu-waktu pakai peci
Bila tidak, kelihatan rada botak.Tdak selamanya saya bisa ikut kuliah" di sana.Adakalanya peluang berharga itu saya lalaikan.
Itulah tersebut aartama kali saya mengenal dekat proklamator Namun, setiap hari Jumat, seperti halnya jemah lainya, saya nyaris selalu menyapa beliau seusai salat.
Bung Hatta biasanya salat Jumat di Masid Matraman lebih kurang 1,5 krm kediaman beliau Jalan Diponegoro.
Dalam mobil B-17845 beliau didampingi seocrypt Pak Wangsa, yang sama-sama duduk di jok.
belakang 10 Beberapa Pengalaman Lapangan jelaskan Anggaran Dasar Jong Sumatranen Bond, Bung guna a mengatakan tujuan organisasi pemuda Sumatra itu Hatt memperkokoh pertalian antara pemuda.
Maksudnya , mem- Dalam perkumpulan sepakbola Swallow di Padang tempo doeloe, beliau mengatakan akan bermain di tanah lapang Plein van Romme.
Maksudnya lapangan Imam Bonjol sekarang rerat tali silaturrahmi Bung Hatta pengemar berat sepakbola.
Kalau ada per- Indonesia versus luar negeri seperti Dinamo dan Lokomotif dari Uni Soviet atau Stade Rheim (Perancis) beliau selalu nonton.