Begitu pula Djawoto mencari Soebakir atau Waloejo
Hanya beberapa orang yang punya mobil.
Bisa dihitung berapa orang yang pakai dasi.
Ki Bagoes Hadi Koesoemo, Ki Mangoensarkoro, dan Kiai HM.
Isa Anshary, pakai sarung.
Rangkayo Rasoena Said pakai baju kurung lapang, wajah dililit selendang sehingga terlihat anggun.
Di lembaga tinggi negara ini saya dapat mengenal beberapa tokoh nasional mewakili berbagai partai.
Tidak hanya kenal., etapi malah bisa bercengkrama.
Selain orang Masyumi, saya mengenal antara lain Mr.
Mohammad Yamin, Rangkayo Rasoena Said (non-partai), Soebadio Sastrosatomo, Hamid Algadrie (PS), Ali Sastroamidjojo (PNI), Bachtaruddin (PKI), KH Ahmad Dahlan (NU), H.
Siradjuddin Abbas (Perti), H.
Arudji PSII), IJ.Kasimo (Partai Katolik), Mr.
Tambunan Parkindo), Lucas Kustarjo dan HCJ Princen (IPKI), dan Kartawinata ( beberapa wakil negara federal.
Kabinet koalisi waktu atau Beberapa Pengalaman Lapangan t iadi terompet PKI termasuk juga Bintang Timur Namun, dalam pergaulan sepanjang hari mereka biasa-biasa saja.
minum ideologi.
Masing-masing mereka dengan ideologi yang di- yakininya Bercengkerama, membuat joke, main catur, makan- di restoran Parlemen.
Nyaris tak ditonjolkan perbedaan Sekali-sekali para bos mengontrol "anak-buah"yang nond- krong di Parlemen.
Moh.
Nahar Pemimpin Redaksi Kantor abun Berita PIA (Press Beureau Indonesia-sebelum dengan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara), mengontrol wartawannya Moh.
Darmalis; Mochtar Lubis Pemimpin Redaksi ndonesia Raya menemui Enggak Bahauddin; Rosihan Anwar dari Pedoman mencari-cari Moh.
Sadri.
Tengku Zulkifli Hafas dari Nusantara menginspeksi Bachtiar Djamily, Kedatangan mereka untuk bertanya-tanya informasi atau memberi tips atau assignment.
Bukan dalam suasana hubungan antara indulk semang dengan anak semang, melainkan bagai hubungan sesama rekan Koresponden pers asing tak banyak.
Yang saya ingat antara lain Aristides Katoppo untuk The New York Times.
Terdapat juga koresponden kantor berita UPI (United Press International), Amerika kantor berita Tass (Uni Soviet), Tanjug (Yogoslavia),dan Xhin Hua (Cina).
kete- Pidato-pidato anggota DPR ataupun penyampaian k rangan dicatat dengan steno sistem Karundeng yang kemudian dikembangkan oleh anak asuhnya J.
Tengker di lembaga onesia Waktu itu sama sekali belum ada alat perekam.
Untuk memfoto di tempat tertutup, memakai lampu blitz.
Lampu tersebut sekali pakai saja, lalu dibuang sampai masa lembaga legislatif tersebut.
up lama saya bercokol di sini, DPR-RIS dan DPR-GR, anggota DPR hasil pemilihan umum tahun 1955.
Bisa dihitung berapa orang yang pakai dasi.
Ki Bagoes Hadi Koesoemo, Ki Mangoensarkoro, dan Kiai HM.
Isa Anshary, pakai sarung.
Rangkayo Rasoena Said pakai baju kurung lapang, wajah dililit selendang sehingga terlihat anggun.
Di lembaga tinggi negara ini saya dapat mengenal beberapa tokoh nasional mewakili berbagai partai.
Tidak hanya kenal., etapi malah bisa bercengkrama.
Selain orang Masyumi, saya mengenal antara lain Mr.
Mohammad Yamin, Rangkayo Rasoena Said (non-partai), Soebadio Sastrosatomo, Hamid Algadrie (PS), Ali Sastroamidjojo (PNI), Bachtaruddin (PKI), KH Ahmad Dahlan (NU), H.
Siradjuddin Abbas (Perti), H.
Arudji PSII), IJ.Kasimo (Partai Katolik), Mr.
Tambunan Parkindo), Lucas Kustarjo dan HCJ Princen (IPKI), dan Kartawinata ( beberapa wakil negara federal.
Arudji PSII), IJ.Kasimo (Partai Katolik), Mr
Wartawan mudah melakukan kontak dan akrab bergaul engan para menteri yang saat-saat tertentu menghadiri sidang Reterangan pemerintah.Kabinet koalisi waktu atau Beberapa Pengalaman Lapangan t iadi terompet PKI termasuk juga Bintang Timur Namun, dalam pergaulan sepanjang hari mereka biasa-biasa saja.
minum ideologi.
Masing-masing mereka dengan ideologi yang di- yakininya Bercengkerama, membuat joke, main catur, makan- di restoran Parlemen.
Nyaris tak ditonjolkan perbedaan Sekali-sekali para bos mengontrol "anak-buah"yang nond- krong di Parlemen.
Moh.
Nahar Pemimpin Redaksi Kantor abun Berita PIA (Press Beureau Indonesia-sebelum dengan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara), mengontrol wartawannya Moh.
Darmalis; Mochtar Lubis Pemimpin Redaksi ndonesia Raya menemui Enggak Bahauddin; Rosihan Anwar dari Pedoman mencari-cari Moh.
Sadri.
Begitu pula Djawoto mencari Soebakir atau Waloejo
Begitu pula Djawoto mencari Soebakir atau Waloejo.Tengku Zulkifli Hafas dari Nusantara menginspeksi Bachtiar Djamily, Kedatangan mereka untuk bertanya-tanya informasi atau memberi tips atau assignment.
Bukan dalam suasana hubungan antara indulk semang dengan anak semang, melainkan bagai hubungan sesama rekan Koresponden pers asing tak banyak.
Yang saya ingat antara lain Aristides Katoppo untuk The New York Times.
Terdapat juga koresponden kantor berita UPI (United Press International), Amerika kantor berita Tass (Uni Soviet), Tanjug (Yogoslavia),dan Xhin Hua (Cina).
kete- Pidato-pidato anggota DPR ataupun penyampaian k rangan dicatat dengan steno sistem Karundeng yang kemudian dikembangkan oleh anak asuhnya J.
Tengker di lembaga onesia Waktu itu sama sekali belum ada alat perekam.
Untuk memfoto di tempat tertutup, memakai lampu blitz.
Lampu tersebut sekali pakai saja, lalu dibuang sampai masa lembaga legislatif tersebut.
up lama saya bercokol di sini, DPR-RIS dan DPR-GR, anggota DPR hasil pemilihan umum tahun 1955.